Rabu, 27 Juli 2016

Jangan Paksa Aku Menjelaskannya

Jangankan kau, yang tak tahu bagaimana perasaanku. Bahkan akupun tak tahu pasti bagaimana perasaanklu saat ini. Kadang rasanya aku bebas kadang juga rasa tertekan itudatang secara tiba-tiba.
Ya, inilah aku dengan segenap kekurangan dan kelemahanku. Aku tahu kau mungkin saja sudah tak tahan denganku, Bahakan mungkin saja kau ingin pergi jauh dan meninggalkanku jika itu bisa kau lakukan. Namun sayangnya meskipun kau tak suka dengan apa yang aku lakukan kau mesti tetap tinggal dan mendampingiku.
Maaf, jika selama ini aku selalu menyusahkanmu. Maaf, jika selama ini aku tak bisa mengerti sedikitun tentangmu. Maaf, jika aku menjadi beban buatmu. Bukankah sudah kukatakan tadi bahwa aku saja tak tahu bagaiman perasaanku sendiri. Bagaimana mungkin aku bisa memahami kau. Sekali lagi maaf jika aku terlalu egois dan hanya bisa memaksan kehendak ku padamu.
“kau bukan beban bagiku. Kau adalah yang paling berharga buatku. Jujur saja kau kadang membuatku jengkel, tapi itu tak pernah membuatku benci atas dirimu ataupun membencimu. Karena sampai kapanpun aku tak pernah bisa membencimu. Aku hanya ingin penjelasan darimu” katamu dengan penuh kasih sayang.
Kata-kata yang dengan sangat mudah terlontar dari bibir manis-mu. Namun selalu saja ampuh membuat hatiku sedikit tenang. Tapi, meski kau selalu mengatakan hal yang sama aku masih saja tak tahu bagaiman caranya menjelaskan padamu. Aku bahkan tak tahu pasti apa yang aku rasakan. Jadi bagaiman mungkin aku bisa menjelaskannya padamu. 

Aku tahu aku selalu saja menjadi beban untukmu, tapi satu yang aku minta jangan paksa aku menjelaskan tentang perasaanku padamu. Aku tahu ini egois, tapi inilah aku. Kaulah yang paling tahu bagaimana sikapku disbanding siapapun, bahakan ibuku saja kalah jika persoalan diriku.

Kuperingatkan Hatiku

Ada sedikit penantian saat kamu tidak langsung membalas chat yang kukirimkan terakhir kali. Menebak apakah kamu akan membalasnya atau hanya...