Jangankan
kau, yang tak tahu bagaimana perasaanku. Bahkan akupun tak tahu pasti bagaimana
perasaanklu saat ini. Kadang rasanya aku bebas kadang juga rasa tertekan
itudatang secara tiba-tiba.
Ya,
inilah aku dengan segenap kekurangan dan kelemahanku. Aku tahu kau mungkin saja
sudah tak tahan denganku, Bahakan mungkin saja kau ingin pergi jauh dan
meninggalkanku jika itu bisa kau lakukan. Namun sayangnya meskipun kau tak suka
dengan apa yang aku lakukan kau mesti tetap tinggal dan mendampingiku.
Maaf,
jika selama ini aku selalu menyusahkanmu. Maaf, jika selama ini aku tak bisa
mengerti sedikitun tentangmu. Maaf, jika aku menjadi beban
buatmu. Bukankah sudah kukatakan tadi bahwa aku saja tak tahu bagaiman
perasaanku sendiri. Bagaimana mungkin aku bisa memahami kau. Sekali lagi maaf
jika aku terlalu egois dan hanya bisa memaksan kehendak ku padamu.
“kau
bukan beban bagiku. Kau adalah yang paling berharga buatku. Jujur saja kau
kadang membuatku jengkel, tapi itu tak pernah membuatku benci atas dirimu
ataupun membencimu. Karena sampai kapanpun aku tak pernah bisa membencimu. Aku
hanya ingin penjelasan darimu” katamu dengan penuh kasih sayang.
Kata-kata
yang dengan sangat mudah terlontar dari bibir manis-mu. Namun selalu saja ampuh
membuat hatiku sedikit tenang. Tapi, meski kau selalu mengatakan hal yang sama
aku masih saja tak tahu bagaiman caranya menjelaskan padamu. Aku bahkan tak
tahu pasti apa yang aku rasakan. Jadi bagaiman mungkin aku bisa menjelaskannya
padamu.
Aku tahu
aku selalu saja menjadi beban untukmu, tapi satu yang aku minta jangan paksa
aku menjelaskan tentang perasaanku padamu. Aku tahu ini egois, tapi inilah aku.
Kaulah yang paling tahu bagaimana sikapku disbanding siapapun, bahakan ibuku
saja kalah jika persoalan diriku.