Saat aku mulai belajar mencintai mu kau malah mengukir luka dengan begitu indah. Awalnya aku tak memberikan harapan. Aku bahkan hanya bersikap biasa padamu. Namun saat kau semakin menunjukkan perhatianmu aku sedikit luluh.
Aku bahkan berusaha bagaimana mengendalikan hatiku agar aku tak menyakitimu. Tapi tetap saja kau tak peka dengan apa yang kutunjukkan.
Jadi jangan salahkan aku jika aku luluh dengan perhatianmu karena aku hanya seorang yang punya hati.
Hingga suatu waktu kita putuskan untuk menjalani saja apa yang telah terjalin antara kita.
Bahkan saat aku sudah mulai belajar membuka hatiku.
Kau malah berpaling seolah aku tak pernah ada. Bahkan saat aku tepat berada di depan mu kau seolah tak melihatku.
Jika saat ini aku tak marah bukan berarti aku tak kecewa dengan apa yang terjadi. Hanya saja aku lebih bisa menyembunyikan rasaku. Aku tak pernah berharap kau memahamiku, karena bahkan saat ini langit kebih mengerti dengan air matanya.
Tapi tak usah kau risau, karena saat ini aku bahkan berterimakasih padamu atas perih yang terukir. Setidaknya aku tahu mana yang pantas aku perjuangkan dan mana yang seharusnya aku buang.
_Miftah Amatullah Sulaiman
12 April 2017