Tak jarang yang
berpandangan negative saat kita berusaha berbuat baik. Bahkan tak jarang yang
berujar “akh, paling dia OMDO (omong doang, tapi bukti NOL)” atau bahkan ada
yang berujar “sok bijak lo”. Jujur saja bagiku lebih mudah mengatakan kata-kata
penyemangat atau bahkan kata-kata motivasi pada orang lain atau sekedar jadi postingan-postingan
di media sosialku karena mungkin aku pernah membaca atau mendengar hal yang serupa.
Namun, kalian juga
tahu terkadang kata-kata lebih mudah
ketika diucapkan daripada saat dikerjakan. Dan jika suatu saat kalian menendapati
sikapku bahkan tak sesuai dengan apa yang biasa aku ucapkan ataupun aku tulis
janganlah kau kecewa ataupun menjauhiku karena itu. Aku juga manusia biasa yang tak
luput dari lupa dan salah. Jika kau menemukanku dalam keadaan yang bertentangan
dengan kata-kataku, ingatkanlah aku dan jangan menghakimiku bahwa aku hanya OMDO.
Aku mengatakan ini bukan berarti karena aku tak bisa mempertanggung jawabkan
kata-kataku. Hanya saja, walau bagaimanapun aku tetap saja manusia biasa yang
tak pernah luput dari salah dan dosa.
Jika kalian
mendapati postingan-postinganku yang bernada “sok” positif atau bijaksana, aku
bukannya pamer atau bahkan mau dikatakan lebih baik. Bukan. sama sekali bukan
untuk itu. Jika ada yang berkata “Jangan dengan mudah menilai buku dari sampulnya
saja” begitupun denganku. Jangan dengan mudahnya menyimpulkan hanya karena
postingan-postinganku.
Karena mungkin tak
banyak yang memahami semua itu adalah salah satu caraku memperingatkan diriku yang sering lupa. Jika ada yang bertanya: kenapa ku tak menuliskannya dibuku saja sebagai catatan pribadi dan
mengapa mesti di media sosia? Jangan dengan mudahnya menyimpulkan hal-hal yang negative.
Hal ini aku lakukan karena selain menjadi catatan pribadi aku juga ingin
orang lain mengingatnya untukku, sehingga bukan hanya aku yang bisa
mengamalkannya. Barangkali saja ada yang ‘tak sengaja’ melihatnya lalu dia
mendapat hal yang ‘baik’ dari sana, semoga saja Allah menjadikan itu sebagai
salah satu penghapus untuk kesalahan-kesalahanku yang sudah tak terkira lagi.
So, kita jangan
mudah men-judge orang lain yang berbuat salah dengan penilaian yang kita lihat
pada saat ini saja, karena kita tak tahu seberapa besar dia telah berusaha
untuk sampai pada tahap itu. Dukung dan do’akan mereka yang senantisa berusaha
memperbaiki diri, dan do’akan lebih banyak untuk mereka yang masih seperjuangan
dengan kita dalam hal perbaikan diri. karena do'a yang terucap akan kembali pada siapa yang berdo'a.
Miftah Amatullah Sulaiman
13 September 2016