Bukannya aku tak
bisa move on dari mu. Hanya saja aku butuh waktu untuk menerima semua ini.
bukannya aku menyiksa diri karena ditinggal olehmu. Hanya saja mungkin kau tak
bisa lihat bagaimana perasaanku yang mempengaruhi nafsu makanku. Bukan ku tak
rela jika kau lebih memilih bersamanya karena aku sadar kita sudah lama
selesai. Hanya saja biarkan aku mengatur ulang perasaanku yang mungkin butuh di
install ulang. Kita memang sudah selesai, namun bagiku kau pernah ada dan tak
mungkin bisa aku delete.
Meskipun begitu kau
tak perlu risau dengan perasaanku saat ini. kau tak perlu cemas dengan semua
apa yang aku alam sat ini. seperti yang kau katakana kita telah selesai. Jadi
biarkan aku dengan perasaanku saat ini. biarkan aku yang akan mengatur ulang semuanya.
Kau tak perlu cemas karena aku kan mengatur semuanya. Kau hanya perlu
berbahagia dengan pilihanmu saat ini dan aku juga akan bahagia dengan hidupku
saat ini.
Meski aku tak tahu
entah sampai kapan aku akan selesai menginstal perasaan-perassan baru tanpamu.
Biarkan saja semuanya berlalu antara kita. Biarkan saja waktu yang
menyelesaikannnya antara kita. Jika memang nanti saat hari bahagiamu aku bisa
hadir maka aku akan hadir, namun jangan kau paksa aku. Karena aku bukanlah
orang yang dengan mudahnya melupakan hal-hal yang telah usah diantara kita.
Namun aku juga bukan orang yang hanya berlarut-larut dalam masalah yang telah
usai. Yang perlu kau tahu aku bukanlah pendendam. Aku juga bukanlah tipe senior
kampus yang akan melampiaskan rasa sakitnya yang lalu kepada juniornya yang tak
tahu apa-apa.
Dan jika hari itu
tiba, aku akan hadir dan memberikan ucapan selamat kepadamu dan kepadanya. Jangan
menatapku terlalu dalam seperti yang sering kau lakukan padaku. Kau cukup
tersenyum tulus dan itu sudah cukup bagiku. Meski aku tak pernah tahu kapan
senyum itu akan memudar dari mataku. Yah, inilah aku dengan segala perasaanku
pada cerita yang telah usai antara kita. Jujur saja aku bukanlah orang yang
pura-pura tegar didepanmu. Aku bukan orang yang pandai menyimpan semua luka dihati.
Namun inilah aku dengan segenap perjuanganku. Dan ku harap kau bisa menghargai
itu.
Miftah Amatullah Sulaiman
8 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar