Awalnya aku tak pernah berharap ditempatkan di daerah yang kata orang-orang itu 'daerah gersang' dan 'masyarakatnya kasar-kasar'. Malah aku berharap ditempatkan didaerah yang lumayan jauh, tapi takdir berkata lain. Saat pengumuman nama-nama kelompok dan pembagian lokasi KKN Angk. 54. Jujur saja aku sedikit kecewa. Tapi aku berusaha ikhlas menerima pada menit pertama. Yah, mungkin ini yang terbaik dan aku harus menerimanya. Tapi aku sedikit lega ketika membaca nama-nama teman sekelasku lumayan banyak yang satu kecamatan dengan ku meski akhirnya tidak satu posko.
Sebelum pemberangkatan, kita ada pertemuan dengan pembimbing dan juga pembagian kelompok untuk tiap posko. Berhubung karena namaku urutan terakhir, sedikit banyak aku memperhatikan sekilas teman-teman yang nantinya akan aku temani selama kurang lebih 2 bulan dilokasi KKN. Kesan pertama yang aku simpulkan bahwa 'teman-teman yang nantinya aku temani sepertinya orang-orangnya cuek'.
Esok harinya , tibalah saat pemberangkatan ke lokasi dengan fasilitas bus kampus. Aku masih menikmati karena setidaknya aku masih bersama teman-teman satu kelasku. Setibanya dikantor kecamatan, aku masih menikmati suasana karena kita masih bareng-bareng dengan posko lain –sebenarnya masih teman kelas juga- menunggu jemputan dari perwakilan desa masing-masing. Saat itu, mungkin hanya kelompok kami yang cara menjemputannya unik. Bagaimna tidak, saat kami asik saling bercanda mengenai bagaimana kira-kira lokasi yang akan kita tempati malah kami dijemput oleh seorang laki-laki ‘sedikit botak’ yang mengendarai sepeda motor. Bukan karena penampilannya yang membuat penyambutan kami unik melainkan caranya yang hanya singgah di samping pagar kantor kecamatan kemudian bertanya siapa yang posko Paitana ikut sama saya. Saat itu juga aku langsung menyahut berhubung karena ada teman yang ternyata dia juga satu posko denganku langsung saja kami membawa barang-barang ke rumah yang ditunjukkan orang tadi. Sampai di rumah itu dia langsung perkenalkan diri dan ternyata dia adalah adik dari bapak kepala desa yang akan kami tempati rumahnya selama kurang-lebih 2 bulan. Orangnya sederhana, ramah dan mudah menerima.
Seminggu sesampainya di posko tak ada laporan lain selain "pulang". Setiap kali di telpon keluarga pasti laporannya pengen pulang.
Namun minggu kedua dan seterusnya tidak terasa lagi ingin pulang. Mungkin karena kita sudah akrab dengan suasana posko, orang-orang yang didatangi welcome, dan yang paling penting teman posko yang gokil dan kocak-kocak.
Yah, posko kami beranggotakan 10 orang. Dimana secara kebetulan juga posko kami adalah posko induk untuk kecamatan Turatea, walaupun cukup unik karena biasanya yang jadi posko induk adalah posko 1 tapi kami posko 9 dan menjadi posko induk.
Dari 10 anggota semuanya memiliki tugas dan jabatan masing-masing. Akhran Mutakabbir (Jurusan Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) selaku Korcam, Ahmad Fuad (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan) selaku Kordes, Hasan Basri Karim (Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwa dan Komunikasi) selaku Sekdes, Tetty Indrayani Pasinnong (Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) selaku Bendes, dan selebihnya anggota yang terdiri dari Hisda Hasdianti (Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora), Erwin Gunawan (Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum), Irta Pahlawanti (Jurusan Perbandingan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum), Uswatun Hasanah (Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), Haryati (Jurusan Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) dan terakhir Miftah Amatullah (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan).
Aku tak akan bisa menceritakan banyak tentang bagaimana teman-teman seperjuangan pengabdi masyarakat, bukan karena aku tak tahu bagimana mereka tapi karena aku tahu meski diceritakan dalam ribuan kalimat itu belum menggambarkan bagaimna mereka. Yang aku bisa sampaikan bahwa aku bersyukur menjadi bagian dari mereka.
Well, aku akan ceritakan sedikit tentang bagaimna masyarakat disana. Jujur 1 minggu pertama kami tak banyak melakukan sosialisasi dengan masyarakat setempat, bukan karena malas tapi karena kami masih dakam proses saling mengenal sesama penghuni posko. Selanjutnya kami mulai sosialisasi keberadaan kami sebagai anak KKN dimulai sejak minggu kedua keberadaan kami di posko.
Kegiatan kami tak jauh-jauh dari kegiatan KKN pada umumnya. Pagi mengajar disekolah, sore bimbingan belajar tambahan yang dilaksanakan di posko. Tidak ada yang terlalu istimewa, namun yang patut disyukuri karena anak-anak antusias untuk belajar.
Kegiatan lain yang kami lakukan, seperti gotong royong bersama warna membersihkan mesjid-mesjid di setiap dusun. Sekedar informasi juga di desa tempat kami KKN terdapat 5 dusun (Dusun Sunggumanai Utara, Sunggumanai Selatan, Bontolebang, Lebang Manai, Rannaya).
Disetiap dusun memiliki ciri khas masyarakatnya masing-masing. Meskipun masih dalam satu desa namun masyarakatnya beragam. Contohnya dusun sunggumanai utara dan selatan masyarakatnya cukup mengikuti perkembangan zaman dan terbilang modern namun di dusun lebang manai masyarakatnya masih terbilang tradisional dan kebanyakan mereka belum terlalu lancar menggunakan bahasa Indonesia terutama orang-orang tua.
Ada satu kejadian lucu, saat kami mengantarkan surat undangan mengahadiri penyuluhan penyelenggaraan jenazah kepada setiap kepala dusun dan imam dusun. Nah, saat kami sampai di rumah imam dusun yang ternyata seorang kakek yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, mana dari kami tak ada yang paham bahasa daerah setempat. Jadilah kita hanya ia-ia sambil nyengir tidak karuan. Saat itulah aku sadar betapa bahasa sangat penting untuk kita pahami.
Lanjut lagi tentang program kerja apa saja yang kami laksanakan sebagai wujud pengabdian nyata pada masyarakat. Satu kegiatan besar yang kami lakukan adalah Bazar kemanusiaan untuk membantu 2 pasien disana yang mengidap kanker otak dan kanker tulang. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan beberapa organisasi pemuda setempat yang dilaksanakan selama 3 hari. Meskipun kegiatan ini bisa dikatakan sukses namun ada hal yang tak terduga terjadi. Satu hari sebelum Bazar dilaksanakan salah satu pasien yang menderita kanker otak dipanggil oleh Sang Mahakuasa. Sehingga hasil yangdiperoleh dari bazar hanya diserahkan pada keluarga yang ditinggalkan.
Seiring berjalannya waktu kami sebagai mahasiswa KKN sudah merasa sangat diterima dikalangan masyarakat setempat terutama para pemuda sehingga banyak hal yang mereka lakukan tak jarang juga melibatkan kami sebagai mahasiswa KKN yang numpang mengabdi didaerah mereka.
Hingga pada akhirnya pepatahyang mengatakan "dimana ada pertemuan, disitu pasti ada perpisahan" berlaku bagi kami.
Tepat pada tanggal 19 Mei 2017 kami penarikan dari lokasi KKN. Namun, yang tak bisa dilupakan juga sebagai rangkaian dari kisah kami ber-KKN adalah malam perpisahan.
Yah, malam perpisahan adalah malam yang menyenangkan sekaligus berat bagi kami. Bagaimana tidak, terlepas dari kebersamaan yang tercipta bagai suatu keluarga yang baru ternya itu juga yang menandakan kami harus berpisah dengan mereka dan harus kembali menjalani rutinitas kampus sebagai bagian dari proses penyelesaian study.
Tak banyak yang bisa kami berikan kepada masyarakat selama kami ber-KKN, melainkan merekalah yang banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan bagi kami.
Inilah sedikit kisah yang bisa aku bagikan tentang kisah ber-KKN di Desa Paitana Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Kami hanya bisa berterima kasih yang setinggi-tingginya kepada bapak kepala desa Paitana (Muktar, S.Kom) dan ibu desa Paitana (Darniati Lahabo, S.Pd) serta keluarga, para tokoh pemuda dan semua organisasi pemuda Paitana juga aparat desa dan terlebih kepada masyarakat yang tak bisa kami sebutkan satu-persatu karena telah menerima kami dengan sangat baik bahkan sudah menjadi keluarga baru bagi kami.
Miftah Amatullah S. KKN UINAM 54 Desa Paitana Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Rabu, 07 Juni 2017
Biarkan ini menjadi kenangan antara aku, kau dan mereka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kuperingatkan Hatiku
Ada sedikit penantian saat kamu tidak langsung membalas chat yang kukirimkan terakhir kali. Menebak apakah kamu akan membalasnya atau hanya...
-
Saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas aku memiliki seorang teman yang cukup dekat. Kami sering bersama, bahkan kadang teman-...
-
Dek, kau ingat jika kukatakan padamu “hidup ini adalah perjuangan” ?. Saat itu mungkin kita sedang ada masalah. Hidup memang tak mudah dan ...
-
Terkadang aku butuh ruang untuk menyendiri, jauh dari kerumunan orang-orang terutama ketika aku ada masalah. Karena menurutku, ketik aku se...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar