Kamis, 15 Desember 2016

Kita hanya dua insan yang rumit

Kita hanya dua insan yang rumit, yang telah merasa nyaman satu sama lain. Dan ketika dengan berani sekaligus lancang aku menanyakan tentang bagaimana hubungan kita yang sebenarnya, kau hanya menatapku dengan senyum yang pastinya akan membuat nyaliku menciut dan melupakan apa yang baru saja aku tanyakan padamu. Dan dilain kesempatan saat aku  tak menanyakannya lagi, kau memberiku sedikit penjelasan bahwa kita tak perlu mempermasalahkan apa yang kita jalani sekarang. "cukup jalani saja apa yang telah kita jalani selama ini" yah setidaknya kata-kata itu sedikit menenangkan bagiku dan sekaligus membuatku menyerah akan menaruh harapan lebih akan hubungan kita.

Namun, kini saat aku sudah menyerah dan bahkan melupakan bagaimana kebingunganku akan hubungan kita. Kau malah mengungkit hal-hal yang sudah dengan susah payah aku lupakan. Kini aku bahkan tak yakin dengan perasaanku saat ini padamu. Sejujurnya masih ada hal indah yang terkunci rapat dalam hati kecilku namun aku tak yakin membukanya. Aku tak lagi yakin akan rasa yang pernah ada diantara kita -yah, lebih tepatnya rasa yang hadir dariku untukmu.

Sekarang aku tak berani memunculkan kembali rasa itu, bahkan sekedar membayangkan rasa itu terusik dari tempatnya yang telah aku kunci rapat selama ini pun, aku takut. Untuk saat ini aku hanya bisa mempertahankan apa yang telah kita jalani. Perihal membuka kembali hatiku padamu, biarkan seiring waktu berjalan kita akan menemukan jawabannya. Bagiku saat ini mempertahankan apa yang telah kita bangun adalah hal yang utama. Terimakasih telah hadir disetiap episode kehidupanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuperingatkan Hatiku

Ada sedikit penantian saat kamu tidak langsung membalas chat yang kukirimkan terakhir kali. Menebak apakah kamu akan membalasnya atau hanya...