Aku tak tahu apa
yang sedang kau lakukan saat ini, dan bersama siapa. Apakah kau sudah makan? Apakah
kau istirahat dengan baik? Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau sehat-sehat
saja disana? Apakah kau tersenyum ? Akh, aku ingin tahu segalanya tentangmu. Jujur
saat aku menulis ini, aku sangat merindukanmu. Aku ingin berada di dekatmu. Aku
ingin memeluk erat dirimu. Aku ingin mencium keningmu. Aku sangat merindukanmu.
Tak banyak yang bisa
aku lakukan untukmu dalam kondisiku ini. Tak banyak yang bisa aku berikan. Bahkan
untuk sekedar memelukmu aku tak bisa. Bahkan untuk sekedar mendengar suaramupun
aku tak bisa. Hanya satu yang perlu kau tahu aku selalu merindukanmu. Meski aku
tak bisa mengatakannya langsung kepadamu. Aku hanya bisa menitipkan rinduku
pada-Nya. Kepada Sang Pemilik rindu. Berharap rinduku ini akan sampai kepadamu
dengan segera.
Untukmu yang jauh di
pelupuk mata, tapi selalu dekat dihatiku. Kau tak perlu menghawatirkanku
terlalu banyak. Kau juga tak perlu berusaha terlalu keras. Disini aku juga
berjuang untukmu. Akan aku persembahkan yang terbaik untukmu. Aku tidak
berharap untuk suatu saat nanti, tapi aku berharap untuk saat ini dan
seterusnya. Berharap aku bisa menjadi salah satu alasan untukmu bahagia.
Untuk kau yang
begitu banyak aku rindukan. Tetaplah sehat, tetaplah bahagia, hingga akhirnya
Allah menyatukan kita dalam suasana yang indah. Hingga Allah menyatukan kita
di kehidupan yang abadi dalam suasana bahagia. Aku tak berharap materi darimu,
aku hanya minta ridha dan do’amu untuk mengiringi langkahku. Do’akan aku disini
agar tetap istiqamah. Karena aku disini senantiasa mengirimkan syair-syair
rinduku untukmu.
Tak usah kau
khawatirkan. Meski aku tak menitipakannya pada siapa-siapa untuk
menyampaikannya padamu. Tak usah kau takut itu tidak sampai. Karena telah aku
titipkan langsung kepada Dia –Sang Pemilikmu. Jika kau bertemu dengan mereka
yang biasa bertemu denganku dan kau tak mendapatkan titipan dari mereka, tak
usahlah kau kecewa. Mungkin saat itu aku tak bertemu dengan dia, atau mereka
tak sempat menyampaikan titipanku untukmu. Meski aku tahu kau tak pernah
berharap lebih dariku.
Aku ingat kau pernah
berkata kepadaku “saat aku bertemu dengan mereka yang mengenalmu, aku tak
berharap kau menitipkan materi untukku, cukup dengan titipan rindumu itu sudah
cukup untukku”. Aku tahu apa yang kau maksud, dan aku masih sangat
mengingatnya. Tapi andai nanti aku tidak menitipkan apa yang kau harapkan,
jangan kecewa kepadaku. Pergilah kepada Pemilikmu yang juga Pemilikku. Aku yakin
Dia akan menyampaikan langsung kepadamu apa yang telah aku titipkan untukmu.
Untuk kau yang
begitu banyak aku rindukan. Maaf, saat ini aku belum bisa menjadi yang terbaik
untukmu. Tapi aku akan berusaha dan terus berusaha untuk kebahagiaan
kitabersama. Tetaplah ridha dan do’akan aku yang masih berjuang untukmu.
Terakhir untuk
siapapun yang membaca ini, aku hanya menitip pesan sampaikan syair rinduku ini
pada Sang Pemilik rindu. Agar Dia menyampaikannya kepada-nya yang begitu banyak
aku rindukan.
Miftah Amatullah
Sulaiman
Sunday, 13 March
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar