Senin, 04 September 2017
I Love So Much
Bahkan saat ini, saat jarak memisahkan kita aku malah semakin merindukanmu. Meski saat ini teknologi sudah canggih yang dengan mudahnya aku bisa melihat wajahmu dari layar tipisku, tapi aku malah semakin merindukanmu. merindukan dirimu disampingku. Merindukan dirimu yang menjadi penguat ketika aku rapuh. Menjadi membangkit ketika aku jatuh. Yah, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Bahkan disaat aku tahu kau tak akan membaca tulisan ini aku akan tetap menulisnya, berharap rasa rinduku sedikit terobati.
I Love So Much
_Miftah A. Sulaiman
Rabu, 07 Juni 2017
Biarkan ini menjadi kenangan antara aku, kau dan mereka
Awalnya aku tak pernah berharap ditempatkan di daerah yang kata orang-orang itu 'daerah gersang' dan 'masyarakatnya kasar-kasar'. Malah aku berharap ditempatkan didaerah yang lumayan jauh, tapi takdir berkata lain. Saat pengumuman nama-nama kelompok dan pembagian lokasi KKN Angk. 54. Jujur saja aku sedikit kecewa. Tapi aku berusaha ikhlas menerima pada menit pertama. Yah, mungkin ini yang terbaik dan aku harus menerimanya. Tapi aku sedikit lega ketika membaca nama-nama teman sekelasku lumayan banyak yang satu kecamatan dengan ku meski akhirnya tidak satu posko.
Sebelum pemberangkatan, kita ada pertemuan dengan pembimbing dan juga pembagian kelompok untuk tiap posko. Berhubung karena namaku urutan terakhir, sedikit banyak aku memperhatikan sekilas teman-teman yang nantinya akan aku temani selama kurang lebih 2 bulan dilokasi KKN. Kesan pertama yang aku simpulkan bahwa 'teman-teman yang nantinya aku temani sepertinya orang-orangnya cuek'.
Esok harinya , tibalah saat pemberangkatan ke lokasi dengan fasilitas bus kampus. Aku masih menikmati karena setidaknya aku masih bersama teman-teman satu kelasku. Setibanya dikantor kecamatan, aku masih menikmati suasana karena kita masih bareng-bareng dengan posko lain –sebenarnya masih teman kelas juga- menunggu jemputan dari perwakilan desa masing-masing. Saat itu, mungkin hanya kelompok kami yang cara menjemputannya unik. Bagaimna tidak, saat kami asik saling bercanda mengenai bagaimana kira-kira lokasi yang akan kita tempati malah kami dijemput oleh seorang laki-laki ‘sedikit botak’ yang mengendarai sepeda motor. Bukan karena penampilannya yang membuat penyambutan kami unik melainkan caranya yang hanya singgah di samping pagar kantor kecamatan kemudian bertanya siapa yang posko Paitana ikut sama saya. Saat itu juga aku langsung menyahut berhubung karena ada teman yang ternyata dia juga satu posko denganku langsung saja kami membawa barang-barang ke rumah yang ditunjukkan orang tadi. Sampai di rumah itu dia langsung perkenalkan diri dan ternyata dia adalah adik dari bapak kepala desa yang akan kami tempati rumahnya selama kurang-lebih 2 bulan. Orangnya sederhana, ramah dan mudah menerima.
Seminggu sesampainya di posko tak ada laporan lain selain "pulang". Setiap kali di telpon keluarga pasti laporannya pengen pulang.
Namun minggu kedua dan seterusnya tidak terasa lagi ingin pulang. Mungkin karena kita sudah akrab dengan suasana posko, orang-orang yang didatangi welcome, dan yang paling penting teman posko yang gokil dan kocak-kocak.
Yah, posko kami beranggotakan 10 orang. Dimana secara kebetulan juga posko kami adalah posko induk untuk kecamatan Turatea, walaupun cukup unik karena biasanya yang jadi posko induk adalah posko 1 tapi kami posko 9 dan menjadi posko induk.
Dari 10 anggota semuanya memiliki tugas dan jabatan masing-masing. Akhran Mutakabbir (Jurusan Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) selaku Korcam, Ahmad Fuad (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan) selaku Kordes, Hasan Basri Karim (Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwa dan Komunikasi) selaku Sekdes, Tetty Indrayani Pasinnong (Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) selaku Bendes, dan selebihnya anggota yang terdiri dari Hisda Hasdianti (Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora), Erwin Gunawan (Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum), Irta Pahlawanti (Jurusan Perbandingan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum), Uswatun Hasanah (Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), Haryati (Jurusan Manejemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) dan terakhir Miftah Amatullah (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan).
Aku tak akan bisa menceritakan banyak tentang bagaimana teman-teman seperjuangan pengabdi masyarakat, bukan karena aku tak tahu bagimana mereka tapi karena aku tahu meski diceritakan dalam ribuan kalimat itu belum menggambarkan bagaimna mereka. Yang aku bisa sampaikan bahwa aku bersyukur menjadi bagian dari mereka.
Well, aku akan ceritakan sedikit tentang bagaimna masyarakat disana. Jujur 1 minggu pertama kami tak banyak melakukan sosialisasi dengan masyarakat setempat, bukan karena malas tapi karena kami masih dakam proses saling mengenal sesama penghuni posko. Selanjutnya kami mulai sosialisasi keberadaan kami sebagai anak KKN dimulai sejak minggu kedua keberadaan kami di posko.
Kegiatan kami tak jauh-jauh dari kegiatan KKN pada umumnya. Pagi mengajar disekolah, sore bimbingan belajar tambahan yang dilaksanakan di posko. Tidak ada yang terlalu istimewa, namun yang patut disyukuri karena anak-anak antusias untuk belajar.
Kegiatan lain yang kami lakukan, seperti gotong royong bersama warna membersihkan mesjid-mesjid di setiap dusun. Sekedar informasi juga di desa tempat kami KKN terdapat 5 dusun (Dusun Sunggumanai Utara, Sunggumanai Selatan, Bontolebang, Lebang Manai, Rannaya).
Disetiap dusun memiliki ciri khas masyarakatnya masing-masing. Meskipun masih dalam satu desa namun masyarakatnya beragam. Contohnya dusun sunggumanai utara dan selatan masyarakatnya cukup mengikuti perkembangan zaman dan terbilang modern namun di dusun lebang manai masyarakatnya masih terbilang tradisional dan kebanyakan mereka belum terlalu lancar menggunakan bahasa Indonesia terutama orang-orang tua.
Ada satu kejadian lucu, saat kami mengantarkan surat undangan mengahadiri penyuluhan penyelenggaraan jenazah kepada setiap kepala dusun dan imam dusun. Nah, saat kami sampai di rumah imam dusun yang ternyata seorang kakek yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia, mana dari kami tak ada yang paham bahasa daerah setempat. Jadilah kita hanya ia-ia sambil nyengir tidak karuan. Saat itulah aku sadar betapa bahasa sangat penting untuk kita pahami.
Lanjut lagi tentang program kerja apa saja yang kami laksanakan sebagai wujud pengabdian nyata pada masyarakat. Satu kegiatan besar yang kami lakukan adalah Bazar kemanusiaan untuk membantu 2 pasien disana yang mengidap kanker otak dan kanker tulang. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama dengan beberapa organisasi pemuda setempat yang dilaksanakan selama 3 hari. Meskipun kegiatan ini bisa dikatakan sukses namun ada hal yang tak terduga terjadi. Satu hari sebelum Bazar dilaksanakan salah satu pasien yang menderita kanker otak dipanggil oleh Sang Mahakuasa. Sehingga hasil yangdiperoleh dari bazar hanya diserahkan pada keluarga yang ditinggalkan.
Seiring berjalannya waktu kami sebagai mahasiswa KKN sudah merasa sangat diterima dikalangan masyarakat setempat terutama para pemuda sehingga banyak hal yang mereka lakukan tak jarang juga melibatkan kami sebagai mahasiswa KKN yang numpang mengabdi didaerah mereka.
Hingga pada akhirnya pepatahyang mengatakan "dimana ada pertemuan, disitu pasti ada perpisahan" berlaku bagi kami.
Tepat pada tanggal 19 Mei 2017 kami penarikan dari lokasi KKN. Namun, yang tak bisa dilupakan juga sebagai rangkaian dari kisah kami ber-KKN adalah malam perpisahan.
Yah, malam perpisahan adalah malam yang menyenangkan sekaligus berat bagi kami. Bagaimana tidak, terlepas dari kebersamaan yang tercipta bagai suatu keluarga yang baru ternya itu juga yang menandakan kami harus berpisah dengan mereka dan harus kembali menjalani rutinitas kampus sebagai bagian dari proses penyelesaian study.
Tak banyak yang bisa kami berikan kepada masyarakat selama kami ber-KKN, melainkan merekalah yang banyak memberikan pelajaran tentang kehidupan bagi kami.
Inilah sedikit kisah yang bisa aku bagikan tentang kisah ber-KKN di Desa Paitana Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Kami hanya bisa berterima kasih yang setinggi-tingginya kepada bapak kepala desa Paitana (Muktar, S.Kom) dan ibu desa Paitana (Darniati Lahabo, S.Pd) serta keluarga, para tokoh pemuda dan semua organisasi pemuda Paitana juga aparat desa dan terlebih kepada masyarakat yang tak bisa kami sebutkan satu-persatu karena telah menerima kami dengan sangat baik bahkan sudah menjadi keluarga baru bagi kami.
Miftah Amatullah S. KKN UINAM 54 Desa Paitana Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Selasa, 16 Mei 2017
Untuk kau, aku dan mereka
Mengenalmu adalah bukan keinginanku. Bahkan bertemu denganmu tak pernah aku minta sebelumnya tapi, inilah takdir yang mempertemukan kita disuatu waktu dan kondisi yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Awalnya aku tidak terlalu mencemaskan apa yang kau lakukan, namun seiring waktu berlalu aku sudah tak tahan dengan apa yang kau lakukan. Bukannya aku suka ikut campur dalam masalah orang, tapi ketika itu melibatkanku, aku tak akan bisa hanya diam dan menonton mu.
Mungkin didepanmu aku seolah sangat peduli padamu, namun tahu kah kau dibelakang aku sangat khawatir padamu.
Bukannya aku tak menjaga amanah mu, tapi aku hanya ingin kau bisa lebih baik dari yang kau kemarin-kemarin.
Jujur saja aku tak pantas untuk memberimu nasehat, namun saat kau berbagi denganku aku tak mungkin hanya diam dan mendengar mu saja. Dan disaat aku berkata, drama ini sudah berakhir ku harap kau tak melanjutkan lagi hal yang tak seharusnya kau lakukan.
Bahkan aku teringat ketika seorang berkata 'sepandai-pandainya orang menyimpan buah durian, pasti akan ketahuan juga'.
Sepandai-pandainya kau menyimpan rahasia jika DIA sudah membukanya kau tak akab pernah bisa menutupnya lagi.
Semoga apa yang telah aku, kau dan mereka lakukan menjadikan kita lebih baik dari kita yang kemarin.
Miftah Amatullah Sulaiman
16 may 2017
Rabu, 12 April 2017
Terimakasih atas luka kau ukir
Saat aku mulai belajar mencintai mu kau malah mengukir luka dengan begitu indah. Awalnya aku tak memberikan harapan. Aku bahkan hanya bersikap biasa padamu. Namun saat kau semakin menunjukkan perhatianmu aku sedikit luluh.
Aku bahkan berusaha bagaimana mengendalikan hatiku agar aku tak menyakitimu. Tapi tetap saja kau tak peka dengan apa yang kutunjukkan.
Jadi jangan salahkan aku jika aku luluh dengan perhatianmu karena aku hanya seorang yang punya hati.
Hingga suatu waktu kita putuskan untuk menjalani saja apa yang telah terjalin antara kita.
Bahkan saat aku sudah mulai belajar membuka hatiku.
Kau malah berpaling seolah aku tak pernah ada. Bahkan saat aku tepat berada di depan mu kau seolah tak melihatku.
Jika saat ini aku tak marah bukan berarti aku tak kecewa dengan apa yang terjadi. Hanya saja aku lebih bisa menyembunyikan rasaku. Aku tak pernah berharap kau memahamiku, karena bahkan saat ini langit kebih mengerti dengan air matanya.
Tapi tak usah kau risau, karena saat ini aku bahkan berterimakasih padamu atas perih yang terukir. Setidaknya aku tahu mana yang pantas aku perjuangkan dan mana yang seharusnya aku buang.
_Miftah Amatullah Sulaiman
12 April 2017
Sabtu, 01 April 2017
Kejadian menarik
Hari ini tepat 11 hari saat pertama kali aku menjalani KKN. Dan hari ini aku ikut belanja ke pasar, tapi aku bukan mau menceritakan bagaimana tentang pasar atau semacamnya.
Ada satu kejadian yang menarik saat kita belanja dipenjual sayur.
Ada seorang ibu membeli lombok kecil yang sudah ditakar untuk harga 5 ribu. Namun ceritaku bukan tentang itu, yang menarik adalah saat si ibu pembeli sudah memasukkan kedalam kantongan kecil dia malah menambahkan sendiri yang katanya "bonus".
Tapi ibu si penjual sepertinya kurang senang dengan apa yang dilakukan si ibu pembeli.
Yah, mungkin hal seperti ini bagi sebagian orang adalah suatu hal yang lumrah dan dianggap biasa.
Namun tanpa disadari, kita bahkan sering kali melakukan hal yang sama namun kita tidak menyadarinya.
Misalnya saat kita sedang bercanda, kadang kita sudah berlebihan memasuki area private orang lain. Meskipun hal itu hanya bercanda namun kita harus punya batas. Saat bercanda kita bahkan tak tahu batasan, dan tanpa memikirkan resiko dari apa yang kita lakukan.
-Miftah Amatullah Sulaiman
Turatea, 1 April 2017
Menerima dan Memahami
Belajar bukan hanya dibangku sekolah, belajar bukan hanya sebatas lingkungan kelas tapi lebih dari itu.
Belajar adalah proses dimana kita semakin bijak memahami hidup.
Belajar menerima dan belajar memahami adalah hal sederhana yang bukan berarti mudah untuk dilakukan. Tapi jika kita terus belajar dengan ikhlas, hasil tak pernah menghianati proses.
Misalnya saja saat ini, dalam satu rumah yang terdapat beberapa kepala yang pastinya memiliki karakter yang berbeda-beda. Saat ada masalah menerima kekurangan kita dan memahami orang lain bukan suatu hal yang mudah, tapi itulah yang semestinya kita lakukan.
Berusaha bijak menyikapi masalah dan menerima dengan ikhlas. Semua akan kembali pada kita. Apa yang kau tanam itupun yang akan kau tuai.
-Miftah Amatullah Sulaiman
1 April 2017
Kamis, 30 Maret 2017
Selalu ada untukmu
Kita mungkin baru kenal beberapa pekan yang lalu, dan kita mulai akrab setelah beberapa hari kita selalu bersama. Namun sedikit aku sudah tahu tentangmu, dan aku juga tahu ada beberapa persamaan diantara kita.
Saat ini jika kau ada masalah, kau tak perlu menyimpannya sendiri. Aku ada disampingmu dan selalu seperti itu.
Jangan pernah pendam sendiri jika kau ada masalah karena kau tak pernah sendiri.
-Miftah Amatullah Sulaiman
Turatea, 30 Maret 2017
Kamis, 26 Januari 2017
Berdamailah dengan Hatimu
Senin, 16 Januari 2017
Untuk Mu yang Tercinta
Namun, meski seperti itu kau tetap bertahan dengannya dan tak pernah mengeluh sedikitpun atas perlakuannya padamu selama ini karena kau tahu betul itu adalah cara dia mengungkapkan rasa cintanya padamu. Yah, sebenarnya kau tidak ada bedanya dengan dia. Sama saja kau juga tak pandai mengungkapkan cintamu dengan kata-kata puitis atau kejutan-kejutan yang istimewa. Namun aku tahu itulah dirimu.
Aku tahu seberapa besar kalian saling mencintai dan menyayangi hanya saja cara kalian mengungkapkan rasa cinta itu cukup 'berbeda' dari pada yang biasa oranglain lakukan. Tapi itu tak membuatku risih atau terganggu karena aku tahu pasti setiap orang punya cara tersendiri untuk mengungkapkan perasaannya.
Jika orang lain yang melihat bagaimana 'mesranya' kalian mungkin mereka akan merasa 'aneh' karena itu adalah cara yang 'tak biasa' dalam hal mengungkapakan perasaan.
Yah, inilah aku yang senantiasa dilimpahi cinta dan kasih sayang dari orang-orang luarbiasa seperti kalian. Meski kalian jauh dari kata sempurna dan tak pernah bisa menjadi seperti mereka yang biasa aku lihat namun kalian adalah sosok terhebat yang pernah kumiliki dan selamanya seperti itu tak akan pernah tergantikan.
Your Love
Miftah Amatullah Sulaiman
16 Januari 2017
Sabtu, 14 Januari 2017
Whatever, semua yang terjadi kita nikmati aja
Lama ngak pernah update jadi kangen juga.
Kangen dengan suara keyboard yang sudah panjang lebar dan ujung-ujungnya yang berfungsi paling lama adalah "backspace" hehehehe.
Whatever, semua yang terjadi kita nikmati aja.
Semua butuh proses, dan setiap proses ada masanya.
karena
Tulisan akan menjadi memori kita yang dapat disaksikan oleh orang lain.
Miftah Amaullah Sulaiman
14 Januari 2017
Kuperingatkan Hatiku
Ada sedikit penantian saat kamu tidak langsung membalas chat yang kukirimkan terakhir kali. Menebak apakah kamu akan membalasnya atau hanya...
-
Saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas aku memiliki seorang teman yang cukup dekat. Kami sering bersama, bahkan kadang teman-...
-
Dek, kau ingat jika kukatakan padamu “hidup ini adalah perjuangan” ?. Saat itu mungkin kita sedang ada masalah. Hidup memang tak mudah dan ...
-
Terkadang aku butuh ruang untuk menyendiri, jauh dari kerumunan orang-orang terutama ketika aku ada masalah. Karena menurutku, ketik aku se...